Khutbaholeh Syeikh Sulaiman Fifi. Dunia memang sedang bermasalah dengan moralitas. Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi dibangga-banggakan, sementara ilmu agama ditinggalkan, umat manusia mengalami kemerosotan moral sekaligus peradaban. Agar selamat dunia dan akhirat, umat Islam harus meningkatkan ketaqwaannya kepada Alloh Subhaanahu Wa Ta
Riya adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya.
IbnuMajah). Petuah dan nasihat "kehidupan dunia akan menentukan kehidupan akhirat" adalah benar adanya. Untuk itu ada beberapa nasihat agama yang dapat kita jadikan sebagai pedoman hidup sebagai bekal kehidupan akhirat. Pertama, hendaknya kita bertaqwa dengan cara menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Katakanlah, kesengsaraan dunia ini hanya sedikit, sedangkan akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, dan kamu sekalian, baik yang bertakwa maupun yang tidak bertakwa, tidak akan dianiaya sedikit pun." (QS. An-nisa: 77). Orientasi hidup seorang muslim seyogyanya diarahkan untuk kehidupan akhirat.
Dalamayat lainnya, Allah menyebutkan kecenderungan manusia kepada dunia daripada akhirat: Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A'laa, 87: 16-17) Berbagai masalah muncul hanya karena, dibandingkan hari akhirat, manusia menilai hidup ini terlalu tinggi.
apakah reddoorz bisa untuk pasangan belum menikah. Mengapa kita harus senantiasa beramal sholeh Kita hidup didunia ini merupakan ladang amal untuk kehidupan akhirat. karena kita hidup di dunia ini untuk sementara sedangkan kehidupan akhirat kekal selama lamanya. Allah berfirman dalam al-ashr/1032-3. Mengapa kita harus menjauhi amal buruk? Jawaban. agar kita selalu dekat dengan Allah dan ditempatkan pula di tempat sebaik-baiknya tempat. karena suatu amal baik akan dibalas pula dengan kebaikan, sebaliknya amal buruk akan dibalas dengan keburukan. Bagaimana cara memberikan dorongan kepada teman kita untuk beramal baik dan menjauhi amal yang buruk brainly? 3. Cara memberikan dorongan kepada teman kita untuk beramal baik dan menjauhi amal yang buruk adalah sebagai berikut Memotivasi seseorang dengan memberikan nasehat yang dimulai dari dirinya sendiri. Menumbuhkan niat yang ikhlas untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Selalu berteman kepada orang-orang yang saleh. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amal shaleh? Dengan pengertian seperti ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa amal saleh adalah perbuatan yang membawa kemaslahatan bagi sesama, yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan contoh Rasul-Nya. Sedang amal yang tidak demikian, dapat disebut dengan amal yang buruk. Apa yang dimaksud dengan amal sholeh? Secara istilah, amal saleh adalah perbuatan yang sesuai dengan dalil akal rasional, Al Quran, dan sunnah Nabi Muhammmad SAW. Dari sisi perbuatan, amal saleh dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu amal jariyah dan amal ibadah. Apa yang Allah berikan kepada orang orang yang melakukan amal baik? Jawaban – pahala. – Allah memberikan kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amal baik dan amal buruk? Balasan amal baik adalah syurga allah swt. Sedangkan balasan amal buruk adalah siksaan api neraka. Penjelasan Karena allah telah menjanjikan syurga bagi mereka yg beramal baik,dan menjanjikan neraka bagi mereka yg beramal buruk. Kapankah pembalasan amal baik dan buruk manusia? Yaumul hisab adalah hari di mana semua amal manusia akan diperhitungkan. Sekecil apapun perbuatan manusia, baik maupun buruk akan diperhitungkan oleh Allah SWT dan diberi balasan yang setimpal. Bagaimana cara Allah membalas kebaikan orang yang beramal saleh? Di antara balasan yang dijanjikan Allah SWT itu adalah, pertama, diberi pahala yang besar. ”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS al-Maidah [five] nine. Kedua, diberi kehidupan yang layak. Apa perbedaan amal saleh dan berbuat baik? Perbedaan antara perbuatan baik dan amalan shaleh adalah bahwa amalan shaleh harus mememenuhi 3 syarat yakni IMAN, IKHLAS dan ITTIBA’ sementara kebaikan tidak. Adapun penjelasan masing-masing syarat amal shaleh ini ada pada bagian berikut. Bagaimana amal ibadah yang dilakukan tanpa rasa ikhlas? Jawaban 1. Amal yang dilakukan tanpa rasa ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, tidak ada gunanya atau sia-sia. Bagaimana kehidupan seseorang yang selalu melaksanakan amal saleh? Orang yang selalu melakukan amal shaleh ketika hidup didunia akan mendapat banyak dampak positif baik di dunia maupun akhirat. Orang yang melakukan amal shaleh ketika didunia akan hodup dengan tentram dan memiliki derajat yang tinggi. Apa saja yang termasuk amal shaleh? Ketahui 5 Amal Saleh dengan Pahala Paling Besar Bagi Umat Muslim Mendoakan orang lain dengan tulus tanpa diketahui. Allah SWT akan memberikan pahala dari setiap kebaikan termasuk mendoakan orang lain secara tulus tanpa diketahui. Bersabar. Menjenguk orang sakit. Menghafal Alquran. Bagaimana cara membiasakan diri untuk beramal saleh? Bagaimana cara membiasakan diri beramal saleh Bertaubat terlebih dahulu atas dosa-dosa yang telah lalu, sebab seseorang biasa sangat sulit untuk membiasakan diri beramal soleh karena terhalang oleh dosa-dosanya yang lalu-lalu. Niat teguh didalam hati, semua tergantung niat. Mengapa semua amalan kita akan dicatat? agar timbangan/catatan kita didunia akan berbuah di akhirat.. jika buruk akan masuk neraka, dan jika baik insyaa allah akan masuk syurga.. Apa akibat orang yang amal buruknya lebih besar? Apabila amal perbuatan baik lebih berat dari amal buruk maka seseorang akan mendapat ganjaran syurga. Sebaliknya, apabila amal perbuatan buruk lebih berat maka seseorang akan mendapat ganjaran neraka. Apa yang terjadi jika seseorang beramal dengan niat yang salah? Jawaban Apabila seseorang beramal namun tidak ikhlas maka amalan tersebut tidak akan mendapat pahala dari Allah. Dari Umar radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Apa balasan orang yang berbuat baik? Helmi mengutip firman Allah dalam surat Al-An’Am ayat 60 yang menyatakan bahwa siapa yang berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan siapa yang berbuat jahat juga akan dibalas seimbang dengan kejahatan, tidak sedikitpun dirugikan. Hari akhir disebut juga hari apa? Hari tersebut dinamakan dengan hari kiamat atau hari akhir. Hari akhir merupakan hari berakhirnya kehidupan manusia dan semua makhluk di atas dunia. Apa nama lain dari hari kiamat? Yaumul Fash adalah salah satu nama lain hari kiamat. Yaumul Fash memiliki arti hari pemisahan atau keputusan. Maksudnya, pada hari ini akan dipisahkan antara orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Apa pentingnya menjaga keikhlasan amal kita? Tanpa niat dan keikhlasan, amal seseorang akan sia-sia tidak berguna dan tidak dipandang sedikit pun oleh Allah SWT. Oleh karena itu ikhlas dalam beramal ini sangat penting. Imam al-Ghazali menuturkan, “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Yuk, Kita Buat Diri Kita Bahagia Makna dan Manfaat Beramal Saleh dalam Islam Secara Duniawi … 4 Pesan Kakan Kemenag Kota Padang Pada Upacara HKN … Pertemuan Keempat, Ini Himbauan Kepala Seksi Penyelenggara … Prinsip-prinsip Beramal Shalih. Seorang muslim yang … Janji Allah Terhadap Orang Beriman dan Beramal Saleh iii Peristiwa Besar Umat Islam Dibulan Ramadhan Ciri ciri dari orang yang memiliki keikhlasan Merahasiakan Amal Sholeh – Fakultas Psikologi Universitas … mengapa kita harus senantiasa beramal saleh?Tolong dijawab ya …
Monalisa Darwin D 8 Alasan Mengapa Kita Harus Beramal - Beramal dapat membuat kita bahagia karena akan memberikan kepuasan dalam diri. Dengan beramal, itu berarti kita membantu orang lain yang lebih memerlukan. Ini juga tidak akan merugikan kita, karena nantinya kita akan mendapatkan balasan lain yang lebih dari apa yang telah diberikan. Nah, untuk lebih jauhnya berikut adalah 7 alasan mengapa kita harus beramal1. Meningkatkan kesejahteraanMelakukan amal dapat meningkatkan kesejahteraan. Kita akan meluangkan waktu di sela-sela kesibukan kita untuk melakukan sesuatu kepada orang lain. Tindakan tersebut selanjutnya akan membuat kita puas, senang, dan merasa lebih diberkati di dalam Membuka jiwaBeramal juga membantu membuka serta mencerahkan jiwa. Ketika mengetahui penderitaan orang lain, kita akan merasa buruk atau sedih sehingga jiwa atau hati akan lebih tersentuh untk Menjadikan diri lebih bersosial Kehidupan sosial secara otomatis akan meningkat ketika kita melakukan amal. Kita akan lebih baik setiap bertemu dengan orang lain, lebih terbuka dan ramah, serta kita akan saling bertukar ide yang kemudian akan membuat kepribadian tumbuh menjadi lebih baik lagi setiap Mengembangkan rasa kasih sayangBeramal juga dapat mengembangkan rasa kasih sayang di dalam hidup, dimana kita membantu orang lain yang membutuhkan dan perasaan lega serta aman pun akan hadir dalam diri. Tindakan kasih sayang akan membantu kita menjadi orang yang lebih Menambah arti baru di dalam hidupHidup tidak sekadar menghabiskan waktu untuk keperluan diri sendiri, namun ada hal lain yang harus dilakukan untuk membuat hidup lebih bermakna. Salah satu caranya adalah dengan beramal, dimana akan lebih membuat arti dalam hidup. Orang pun kemudian akan mengingat atau mengenang kita dengan ketulusan hati yang telah kita Meningkatkan sisi spiritual PROMOTED CONTENT Video Pilihan
MENGAPA MANUSIA HARUS BERAMAL UNTUK KEHIDUPAN AKHIRAT1. MENGAPA MANUSIA HARUS BERAMAL UNTUK KEHIDUPAN AKHIRAT2. jelaskan mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat3. jelaskan mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat4. apa balasan amal manusia di akhirat kelak?5. beramallah untuk kehidupan duniamu seakan hidup selamanya beramallah untuk akhiratmu seakan mati besok maksudnya6. Bagaimana Amal Setiap manusia di akhirat nanti7. . 8. Yaumul ba'as artinya hari ...,a. ditimbangnya amal manusia di akhirat b. dikumpulkan manusia di akhirat C. dihitungnya amal manusia di akhirat d. dibangkitkannya manusia di akhirat8. Alam dimana manusia mengumpulkan amal sebanyak banyaknya untuk bekal di akhirat adalah9. Kenapa Allah SWT membalas segala amal manusia ketika hidup didunia di akhirat? 10. Sebutkan amal saleh untuk menyiapkan kehidupan di akhirat11. apa hubungan antara amal perbuatan manusia dengan kehidupan di akhirat kelak12. tulislah dalil naqli yang menggambarkan balasan amal manusia di kehidupan akhirat!13. balasan amal perbuatan manusia diakhirat nanti14. tulislah dalil naqli yang menggambarkan balasan amal manusia di kehidupan akhirat!15. Pada hari pengadilan di akhirat manusia akan melihat catatan amal selama kehidupannya di dunia yang telah dibuat oleh malaikat ...16. kehidupan untuk mencari bekal atau amal di alam barzah atau di akhirat adalah di17. Pada hari pengadilan diakhirat manusia akan melihat catatan amal selama kehidupannya didunia yang telah dibuat oleh malaikat18. Mengapa manusia harus beramal untuk kebaikan di akhirat19. kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang pasti akan dilalui manusia apakah yang diharuskan dilakukan manusia untuk menghadapi kehidupan akhirat20. bekal untuk hidup di alam akhirat adalahamal baik 1. MENGAPA MANUSIA HARUS BERAMAL UNTUK KEHIDUPAN AKHIRATJawabanagar diakhirat nanti mendapat surga 2. jelaskan mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat agar kita tdk berubah wajahnya seperti hewan akan tetapi wajah kita bersinar dan ceria , juga kita di masukkan surga .karna kehidupan dunia hanylh semntara, dan di akhirat apa yang manusia lakukn di dunia akan mendpt imbalan di akhirat nanti.. 3. jelaskan mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat kita hidup di dunia tidak lah kekal atau abadi selamanya ..Allah menyuruh kita tuk beriman dan beramal baik tuk meraih surga yg kekal selamanya ..jika kita beramal buruk neraka tempat kita kembali 4. apa balasan amal manusia di akhirat kelak?Jawabanjika amal dosa nya yang banyak maka masuk nerakajika amal baik yang banyak maka masuk surgaPenjelasanmaaf ya kalo salahbelajarbersamabrainlybelajarbersamazifiJawabanakan mendapat surgaPenjelasansemoga membantu terima kasih dan jangan lupa jadikan yang tercerdas ya 5. beramallah untuk kehidupan duniamu seakan hidup selamanya beramallah untuk akhiratmu seakan mati besok maksudnyaJawabanmencari harta sebanyak-banyaknya dan menjalin hubungan yang baik seakan akan kau akan hidup selamanyadan beribadah lah kamu dengan sungguh-sungguh seakan akan kau akan mati besokPenjelasanjika kita mencari kehidupan untuk dunia maka kita harus mempersiapkan masa depan yang indah, maka raihlah dengan semangat yang luar biasa dan menganggap bahwa kita akan hidup kekal di duniadan jika kita beribadah maka kita harus bersungguh-sungguh dan menganggap bahwa mungkin ini adalah ibadah yang terakhir kali sebelum kita meninggal. karena tidak ada satupun manusia yang tahu kapan dia akan mati 6. Bagaimana Amal Setiap manusia di akhirat nantiJawabanakan dihisab/dihitung. apabila amalnya baik maka manusia akan menerimanya dengan tangan kanan sedangkan bila amalnya buruk maka manusia akan menerimanya dengan tangan kiriPenjelasanmaaf kalau tidak salahJawabanTergantung amal perbuatan. Jika amal baiknya banyak ia akan bercahaya, jika amal buruk dia akan seperti hewan yg buruk dan keadaan manusia pada hari kebangkitan berbeda-beda sesuai dengan amal ibadahnya di duniasemoga membantumu! 7. . 8. Yaumul ba'as artinya hari ...,a. ditimbangnya amal manusia di akhirat b. dikumpulkan manusia di akhirat C. dihitungnya amal manusia di akhirat d. dibangkitkannya manusia di akhiratJawabanditimbangnya amal manusia di akhiratPenjelasanMaaf kalau salah 8. Alam dimana manusia mengumpulkan amal sebanyak banyaknya untuk bekal di akhirat adalahJawabanAlam DuniaPenjelasankarena sebelum masuk Dunia Akhirat manusia terlebih dahulu mengumpulkan segala amalnya di alam dunia atau di bumi Jawabankiamat Penjelasanmaaf kalo salah ya poko ya Allah SWT mendukung mu 9. Kenapa Allah SWT membalas segala amal manusia ketika hidup didunia di akhirat? Karena Allah swt adalah zat yang maha adil lagi maha menghukumikarena alloh maha adil... jika manusia berbuat baik di dunia maka kelak akan di balas baik jika di akhirat 10. Sebutkan amal saleh untuk menyiapkan kehidupan di akhiratJawabanbersedekahpuasa sunahberbakti kepada kedua orang tuaberdakwah untuk kebangkitan islammembaca Alquransolat sunahjawaban1. Mu’ahadah selalu mengingat perjanjian dengan Allah SWTPerjanjian yang telah kita lakukan ketika awal penciptaan ruh tersebut dipahami oleh para ulama sebagai syahadat kita yang pertama. Sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an, Allah berfirman “Dan ingatlah ketika Rabb mu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?, mereka menjawab. “Betul Engkau Tuhan kami kami menjadi saksi. Kami lakukan yang demikianitu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan.” QS. Al A’raf, 7 1722. Mujahadah orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadahIbadah adalah alasan Allah menciptakan manusia. “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka menyembahKU. QS. Adz Dzariyat, 51 56Bermujahadah artinya bersungguh-sungguh dalam melaksankan keta’atan dalam menjalankan perintah Allah. Sa’id Musfar Al Qahthani mengatakan; Mujahadah berarti mencurahkan segenap usaha dan kemampuan dalam mempergunakan potensi diri untuk taat kepada Allah dan apa-apa yang bermanfaat bagi diri saat sekarang dan nanti, dan mencegah apa-apa yang Muraqobah Selalu Merasa diawasi Allah“Orang yang banyak berdzikir adalah orang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Dzikir terambil dari kata dzakaro yang berarti menghadirkan sesuatu ke dalam benak. Dzikrullah adalah menghadirkan Allah ke dalam benak. Karena itu orang yang selalu berdzikir akan menyadari betul bahwa Allah mengetahui segala Muhasabah IntropeksidiriTerkait dengan muhasabah, Umar bin Khaththab berkata, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari” HR. Iman Ahmad dan Tirmidzi secara mauquq dari Umar bin Khaththab5. Mu’aqobah Memberi sanksi ketika lalai beribadahSikap jika bersalah memberi sanksi diri sendiri dengan mengganti dan melakukan amalan yang lebih baik meski berat, contoh dengan infaq dan sebagainya. Atau dengan bersegera bertaubat dan berusaha kuat untuk tidak mengulanginya membantu 11. apa hubungan antara amal perbuatan manusia dengan kehidupan di akhirat kelak karna apa yang telah kita lakukan di dunia pasti akan kita pertanggung jawabkan di akhiratSemua amal yang telah kita buat di dunia.. harus di pertanggung jawabkan 12. tulislah dalil naqli yang menggambarkan balasan amal manusia di kehidupan akhirat!JawabanAl Baqarah 62إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَSesungguhnya orang orang mukmin, orang orang Yahudi, orang orang Nasrani dan orang orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak pula mereka bersedih Baqarah 82وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَDan orang orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di Maidah 9وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌAllah telah menjanjikan kepada orang orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang Maidah 93لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوا وَّآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوا وَّآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوا وَّأَحْسَنُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَTidak ada dosa bagi orang orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka tetap juga bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang orang yang berbuat Isra 9إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًاSesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,Al Kahf 2قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًاsebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,Al Kahf 107إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًاSesungguhnya orang orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,Al Kahf 110قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًاKatakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".Maryam 60إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًاkecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya dirugikan sedikitpun,Maryam 76وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَّرَدًّاDan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik Ankabut 7وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَحْسَنَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَDan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kalau salah 13. balasan amal perbuatan manusia diakhirat nanti sesuai yang diperbuat jika baik dia akan mendapat pembalasan yang baik,dan sebaliknyabalasan amal perbuatan manusia di akhirat dilihat amal perbuatan kita di dunia. kalau kita melakukan perbuatan amal yang baik, pasti diakhirat kita diberi kenikmatan. kalau kita melakukan perbuatan amal yang buruk,pasti kita diakhirat diberi kesengsarahanmaaf kalau salah 14. tulislah dalil naqli yang menggambarkan balasan amal manusia di kehidupan akhirat!JawabanAl Baqarah 62إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَSesungguhnya orang orang mukmin, orang orang Yahudi, orang orang Nasrani dan orang orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak pula mereka bersedih Baqarah 82وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَDan orang orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di Maidah 9وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ۙ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌAllah telah menjanjikan kepada orang orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang Maidah 93لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوا وَّآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ثُمَّ اتَّقَوا وَّآمَنُوا ثُمَّ اتَّقَوا وَّأَحْسَنُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَTidak ada dosa bagi orang orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka tetap juga bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang orang yang berbuat Isra 9إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًاSesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,Al Kahf 2قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًاsebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,Al Kahf 107إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًاSesungguhnya orang orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,Al Kahf 110قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًاKatakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".Maryam 60إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًاkecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya dirugikan sedikitpun,Maryam 76وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَّرَدًّاDan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik Ankabut 7وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَحْسَنَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَDan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka membantu dan bermanfaat 15. Pada hari pengadilan di akhirat manusia akan melihat catatan amal selama kehidupannya di dunia yang telah dibuat oleh malaikat ...JawabanMalaikat Raqib dan Atidjadikan jawaban terbaik nyaa 16. kehidupan untuk mencari bekal atau amal di alam barzah atau di akhirat adalah diJawaban semangat mencari bekal ke akhirat ya seperti istiqamah menjalani ibadah ibadah dan menjalani rukun islam. semangat ya. 17. Pada hari pengadilan diakhirat manusia akan melihat catatan amal selama kehidupannya didunia yang telah dibuat oleh malaikatJawabanRaqib merupakan malaikat pencatat amal baik, Sementara Atid pencatat amal kalau salah, semoga membantu... 18. Mengapa manusia harus beramal untuk kebaikan di akhiratJawabansupaya saat diakhirat dia mempunyai amal dan untuk masuk surga amal tersebutmaaf kalo salahJawabankarena, diakhirat nanti yang akan menolong kita dari api neraka adalah amal baikPenjelasansemoga membantu 19. kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang pasti akan dilalui manusia apakah yang diharuskan dilakukan manusia untuk menghadapi kehidupan akhiratJawabanberloma² mencari kebaikan dan menjalankan perintah AllahPenjelasansemoga membantu ☺️Jawaban1. Beriman kepada Allah Subhana wa ta' Menjaga sholat 5 Menjaga Meninggalkan perbuatan dan perkataan yang tidak berguna atau Menunaikan amanah dan persaksian yang Berusaha untuk mengamalkan sunnah Rasulullah dan shalatlah sesuai tuntunan beliau, secara thuma' Membayar zakat bila sudah memenuhi Bermanfaat 20. bekal untuk hidup di alam akhirat adalahamal baik Jawabanamal baik ,berbakti kepada orang tua, mengamalkan apa yg diperintahkan Allah menjauhi laranganaya, menjaga lisan dari perkataan kotor
Beramal Akhirat untuk Tujuan Dunia Contoh Bersedekah Hanya Untuk Memperlancar Rizki Oleh Ustadz Abduh Tuasikal, Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa yardho. Allahumma sholli ala nabiyyina Muhammad wa ala aalihi wa shohbihi wa sallam. Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini. Mereka memang gemar melakukan puasa sunnah yaitu puasa Senin-Kamis dan lainnya, namun semata-mata hanya untuk menyehatkan badan sebagaimana saran dari beberapa kalangan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki dan karir. Begitu pula ada yang rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun tujuannya hanyalah ingin menguatkan badan. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik. Tetapi niat di dalam hati senyatanya tidak ikhlash karena Allah, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata. Kalau memang demikian, mereka bisa termasuk orang-orang yang tercela sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut. Dengan Amalan Sholeh Hanya Mengharap Keuntungan Dunia, Sungguh Akan Sangat Merugi Allah Ta’ala berfirman, مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ 15 أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 16 “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” QS. Hud [11] 15-16 Yang dimaksud dengan “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia” yaitu barangsiapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat. Yang dimaksud “perhiasan dunia” adalah harta dan anak. Mereka yang beramal seperti ini “niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”. Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah yubkhosuun, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya sempurna. Dunia, mungkin saja mereka peroleh. Dengan banyak melakukan amalan sholeh, boleh jadi seseorang akan bertambah sehat, rizki semakin lancar dan karir terus meningkat. Dan itu senyatanya yang mereka peroleh dan Allah pun tidak akan mengurangi hal tersebut sesuai yang Dia tetapkan. Namun apa yang mereka peroleh di akhirat? Lihatlah firman Allah selanjutnya yang artinya, “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja. Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala karena mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat. Ingatlah, balasan akhirat hanya akan diperoleh oleh orang yang mengharapkannya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” QS. Al Israa’ 19 Orang-orang seperti ini juga dikatakan “lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. Ini semua dikarenakan mereka dahulu di dunia beramal tidak ikhlas untuk mengharapkan wajah Allah sehingga ketika di akhirat, sia-sialah amalan mereka. Lihat penjelasan ayat ini di I’aanatul Mustafid, 2/92-93 Sungguh betapa banyak orang yang melaksanakan shalat malam, puasa sunnah dan banyak sedekah, namun itu semua dilakukan hanya bertujuan untuk menggapai kekayaan dunia, memperlancar rizki, umur panjang, dan lain sebagainya. Ibnu Abbas –radhiyallahu anhu– menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau –radhiyallahu anhu– mengatakan, “Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.” Ibnu Abbas juga mengatakan, “Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.” Perkataan yang sama dengan Ibnu Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya. Qotadah mengatakan, “Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah, dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.” Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16 Hanya Beramal Untuk Menggapai Dunia, Tidak Akan Dapat Satu Bagianpun Di Akhirat Kenapa seseorang beribadah dan beramal hanya ingin menggapai dunia? Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi. Jika shalat tahajud, puasa senin-kamis yang dia lakukan hanya ingin meraih dunia, maka dunia memang akan dia peroleh dan tidak akan dikurangi. Namun apa akibatnya di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan sangat merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia. Namun bagaimana dengan orang yang beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah? Di akhirat dia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Allah Ta’ala berfirman, مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” QS. Asy Syuraa 20 Ibnu Katsir –rahimahullah– menafsirkan ayat di atas, “Barangsiapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. … Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki. Dan jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya.” Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu anhu-, beliau mengatakan, بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب “Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun.” HR. Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, Al Hakim dan Al Baiaqi. Al Hakim mengatakan sanadnya shahih. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib Terdapat pula riwayat dalam Al Baihaqi, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, بشر هذه الأمة بالتيسير والسناء والرفعة بالدين والتمكين في البلاد والنصر فمن عمل منهم بعمل الآخرة للدنيا فليس له في الآخرة من نصيب “Umat ini diberi kabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemulian dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat. ” Tanda Seseorang Beramal Untuk Tujuan Dunia Al Bukhari membawakan hadits dalam Bab “Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta”. Dari Abu Hurairah –radhiyallahu anhu-, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ ، وَالدِّرْهَمِ ، وَالْقَطِيفَةِ ، وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ “Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.” HR. Bukhari. Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. I’aanatul Mustafid, 2/93 Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah sejati. Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam selanjutnya “Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho murka, dia akan celaka dan kembali binasa”. Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana dalam firman Allah, وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ “Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang distribusi zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” QS. At Taubah 58 Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar.” Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya. Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia pun akan selalu sabar. Karena orang mukmin, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat. Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap kebaikan yang mereka lakukan di dunia. Akan tetapi, barangsiapa diberi dunia tanpa ada rasa keinginan sebelumnya dan tanpa ada rasa tamak terhadap dunia, maka dia boleh mengambilnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits dari Umar bin Khottob, قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعْطِينِى الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. حَتَّى أَعْطَانِى مَرَّةً مَالاً فَقُلْتُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ ». “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku.” Umar lantas mengatakan, “Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih butuh lebih miskin dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.” Umar pun tetap mengatakan, “Berikan saja pada orang yang lebih butuh lebih miskin dariku.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda, “Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya, maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.” HR. Bukhari dan Muslim. Sekali lagi, begitulah orang beriman. Jika dia diberi nikmat atau pun tidak, amalan sholehnya tidak akan pernah berkurang. Karena orang mukmin sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang selalu mengharap dunia dengan amalan sholehnya, dia akan bersikap berbeda. Jika dia diberi nikmat, baru dia ridho. Namun, jika dia tidak diberi, dia akan murka dan marah. Dia ridho karena mendapat kenikmatan dunia. Sebaliknya, dia murka karena kenikmatan dunia yang tidak kunjung menghampirinya padahal dia sudah gemar melakukan amalan sholeh. Itulah sebabnya orang-orang seperti ini disebut hamba dunia, hamba dinar, hamba dirham dan hamba pakaian. Beragamnya Niat dan Amalan Untuk Menggapai Dunia Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam [Pertama] Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat. [Kedua] Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna. [Ketiga] Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya, maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama. Lihat Al Qoulus Sadiid, 132-133 Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam [Pertama] Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan. Misalnya Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki. [Kedua] Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia. Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim hubungan antar kerabat.” HR. Bukhari dan Muslim Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini. Lihat At Tamhid Li Syarh Kitabit Tauhid Perbedaan dan Kesamaan Beramal untuk Meraih Dunia dengan Riya’ Syaikh Muhammad At Tamimi –rahimahullah- membawakan pembahasan ini dalam Kitab Tauhid pada Bab “Termasuk kesyirikan, seseorang beribadah untuk mencari dunia”. Beliau –rahimahullah- membawakannya setelah membahas riya’. Kenapa demikian? Riya’ dan beribadah untuk mencari dunia, keduanya sama-sama adalah amalan hati dan terlihat begitu samar karena tidak nampak di hadapan orang banyak. Namun, Keduanya termasuk amalan kepada selain Allah Ta’ala. Ini berarti keduanya termasuk kesyirikan yaitu syirik khofi syirik yang samar. Keduanya memiliki peredaan. Riya’ adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya. Tetapi perlu diketahui, para ulama mengatakan bahwa amalan seseorang untuk mencari dunia lebih nampak hasilnya daripada riya’. Alasannya, kalau seseorang melakukan amalan dengan riya’, maka jelas dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun, untuk amalan yang kedua, dia akan peroleh kemanfaatan di dunia. Akan tetapi, keduanya tetap saja termasuk amalan yang membuat seseorang merugi di hadapan Allah Ta’ala. Keduanya sama-sama bernilai syirik dalam niat maupun tujuan. Jadi kedua amalan ini memiliki kesamaan dari satu sisi dan memiliki perbedaan dari sisi yang lain. Kenapa Engkau Tidak Ikhlash Saja dalam Beramal? Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk mengharap wajah Allah dan ikhlash kepada-Nya niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari. Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang Allah takdirkan saja. Ingatlah ini … !! Semoga sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam bisa menjadi renungan bagi kita semua, مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ “Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi, 7/139 Marilah –saudaraku-, kita ikhlashkan selalu niat kita ketika kita beramal. Murnikanlah semua amalan hanya untuk menggapai ridho Allah. Janganlah niatkan setiap amalanmu hanya untuk meraih kenikmatan dunia semata. Ikhlaskanlah amalan tersebut pada Allah, niscaya dunia juga akan engkau raih. Yakinlah hal ini …!! Semoga Allah selalu memperbaiki aqidah dan setiap amalan kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala wa alihi wa shohbihi wa sallam. Rujukan 1. Al Qoulus Sadiid Syarh Kitab At Tauhid, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Wizarotusy syu’un Al Islamiyyah wal Awqof wad Da’wah wal Irsyad-Al Mamlakah Al Arobiyah As Su’udiyah. 2. I’aanatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Sholeh bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan. 3. At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid, Sholeh bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Daar At Tauhid. 4. Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Abul Fida’ Isma’il bin Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi, Tahqiq Saami bin Muhammad Salamah, Dar Thobi’ah Lin Nasyr wat Tauzi’. 5. Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’it Tirmidzi, Muhammad Abdurrahman bin Abdirrahim Al Mubarakfuriy Abul Alaa, Darul Kutub Al Ilmiyyah, Beirut. **** KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28
BOGOR – Alquran memberikan tuntunan kepada kaum Muslimin untuk meraih hidup sukses di dunia dan akhirat. Salah satunya adalah Surat Al Qhoshosh 28 ayat 77, yang artinya, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” “Ayat ini berkaiatan dengan empat prinsip hidup Muslim, supaya sukses hidup didunia dan akhirat,” kata guru besar IPB Bogor dan Universitas Ibnu Khaldun UIKA Bogor, Prof Dr KH Hafidhuddin MS. Ia mengutarakan hal tersebut saat mengupas Kajian Tafsir Tematik Pendidikan di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat 5/4. Pengajian tersebut diikuti para guru Sekolah Bosowa Bina Insani SBBI. Kiai Didin menjelaskan, prinsip pertama agar hidup sukses di dunia dan akhirat adalah menjadikan akhirat sebagai tujuan. Hal ini sangat penting, karena kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang abadi, sedangkan dunia sifatnya terbatas atau alam fana. “Dunia adalah darul amal tempat beramal, sedangkan akhirat adalah darul jaza tempat pembalasan. Kita sebagai Muslim harus yakin kehidupan akhirat,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis SBBI yang diterima Jumat 5/4. Orang yang memiliki kesadaran yang tinggi, Kiai Didin menambahkan, adalah mereka yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utama. Orang tersebut pasti bertanggung jawab dalam hidupnya kepada Allah SWT. Misalnya dalam hal mencari rezeki. Mereka hanya mencari rezeki yang halal, dan menjauhkan diri dari rezeki yang haram. “Hal itu karena mereka meyakini, sekecil apa pun sebuah perbuatan pasti dimintai pertanggungjawabannya,” tuturnya. Allah menegaskan dalam Surat Al-Zalzalah ayat 7 dan 8, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.” Prinsip kedua, kata Kiai Didin, kaum Muslimin harus menguasai dunia, tapi tidak dikuasai dunia. ““Kita harus unggul di dunia. Kita harus menguasi urusan dunia, tapi jangan sampai kita dikendalian oleh dunia. Kita harus mengusai ekonomi, tapi jangan sampai kita dikendalikan oleh ekonomi. Orang yang seperti ini ringan tangan untuk bersedekah,” ujarnya. Pakar zakat itu menyebutkan, para sahabat Nabi banyak yang merupakan orang kaya atau menguasai ekonomi, namun mereka tidak dikuasai ekonomi. Mereka gemar bersedekah. Contoh Utsman bin Affan. Sekali ia bersedekah, jumlahnya 100 ekor unta. Kalau harga satu unta Rp 50 juta, berarti sekali dia bersedekah jumlahnya Rp 5 miliar. Contoh lain, saudagar Abdurrahman bin Auf yang menyedekahkan dua per tiga keuntungan bisnisnya kepada masyarakat. “Mereka menjadikan dunia ini sebagai sarana menuju kebahagiaan akhirat,” paparnya. Prinsip ketiga adalah berbuat baiklah semaksimal mungkin tanpa melihat atau memperhitungkan balasan yang akan diterima. “Contohlah Allah yang berbuat baik kepada para makhluknya, tanpa berharap balasan apa pun dari makhluk-Nya. Apa pun pekerjaan kita, termasuk di antaranya menjadi guru, berbuatlah yang terbaik, berikanlah yang terbaik. Jangan kaitkan dengan imbalan atau gaji, melainkan berikanlah yang terbaik karena Allah. Allah pasti memberikan balasan yang terbaik melalui berbagai cara. Pendek kata, kita harus bekerja secara maksimal, tidak melihat materi semata,” ujarnya. Prinsip keempat, kata Kiai Didin, kaum Muslimin tidak boleh membuat kerusakan di muka bumi ini. “Kerusakan ini mencakuo berbagai hal, termasuk kerusakan ekonomi, lingkungan, pendidikan dan lain-lain. Kita harus menghindarkan diri kita dari berbuat kerusakan, sebab Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan,” tegasnya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
mengapa manusia harus beramal untuk kehidupan akhirat