GuruSejati Jalan untuk Menemukan Kemurnian Abadi di Antara Kekotoran di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Guru Sejati Jalan untuk Menemukan Kemurnian Abadi di Antara Kekotoran di marionalberta store. MENCARIGURU SEJATI 2 Dengan Guru Sejati, kita mampu membaca secara mendalam dan menyeluruh apa hakikat segala sesuatu termasuk bencana alam. Hari Kedua, Jumat Malam: Saya bertemu dengan Ki Sabda Langit di Gedung Hotel Orchids Garden, Batu Malang. Jam menunjuk pukul 19.00 Wib. Jadisepertinya cara untuk menemukan jati diri anda bisa dimulai dengan jujur dengan diri sendiri, akui hal - hal yang belum pernah anda akui dan bisa jadi anda tidak menemukan jati diri anda dalam sekali coba.:)) 9 3. 9 1. Jessica Loren. Bergabung di Quora sejak 20 Agustus 2021 · Penulis punya 425 jawaban dan 6,8 jt tayangan jawaban · 8bln. Selamaini kamu tidak mengetahui cara menemukan cinta sejati mungkin karena tidak tahu apa yang sebenarnya kamu cari dari pasanganmu. Cobalah tuliskan sifat atau karakter yang kamu anggap penting dari calon pasangan. Menentukan sifat calon pasangan adalah cara yang baik untuk mengetahui apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam mencari cinta. 6 Lakukan hal-hal yang sulit. Jika kita selalu memilih cara yang mudah, mungkin kita akan merasa tidak mampu melakukan hal-hal yang sulit. Buktikan kepada diri sendiri bahwa Anda siap menerima tantangan, yaitu dengan menantang diri sendiri. Lakukan hal-hal yang bermanfaat, meskipun Anda harus bekerja lebih keras. apakah reddoorz bisa untuk pasangan belum menikah. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Selain guru sejati yang ada didalam diri kita, siapapun bisa menjadi guru sejati kita, apabila ada kerendahan hati untuk belajar dan mendapatkan pengajaran... [caption id="attachment_39836" align="alignleft" width="198" caption="diakah guru sejati? wordpress"][/caption]Terinspirasi tulisan Bapak Fatchurrachman di Kompasiana, 'SANG GURU SEJATI' yang ditulis berseri, membuat saya bertanya-tanya, siapakah guru sejati saya selama ini?Kemudian saya tersadarkan, di antara banyak guru _ siapa saja didalamnya _selama ini, yang sungguh-sungguh sejati adalah diri saya sendiri. Di antara sekian tulisan yang ada semuanya mengalir untuk menasehati dan mengajari diri sendiri. Kadang didalam sunyi diriku dan 'diriku' saling berdialog. Karena sesungguhnya diri kita yang satu ini terdapat dua makhluk. Yakni makhluk yang berupa jasmani dan terlihat mata dan makhluk spiritual yang tak terlihat. Jadi didalam tubuh kita yang palsu ada didiami makhluk spiritual yang abadi, yang merupakan diri kita yang sejati, yang hakiki. Dialah sumber ilmu kita yang tertinggi, dan itulah yang seharusnya kita cari dan gali untuk menuntun kehidupan kita. Agama adalah sarana atau jalan bagi kita untuk menemukan dan untuk mengenali diri kita. Karena setelah dengan sungguh-sungguh mengetahui dan mengenal diri kita sendiri , maka pada akhirnya adalah kita dapat mengenal Tuhan kita sebagai Sang selama ini, kita seakan melupakan atau menelantarkan diri kita yang sejati yang setiap hari tak berhenti mengajari? Mungkin karena tidak mengetahui atau tidak mau menyediakan waktu saat guru kita ini mau mengajari . Karena dalam hidup ini, kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi dan lebih terpesona dengan hal-hal yang berbentuk , yang sesungguhnya tertarik kepada guru-guru spiritual yang punya kesaktian tinggi atau minimal sudah terkenal. Keinginan duniawi/jasmani lebih besar daripada keinginan spiritual /rohani. Kita lebih tertarik mendandani tubuh kita dengan rapi dan warna - warni daripada mendandani hati lebih mendahulukan memberi wewangian kepada tubuh kita daripada memberikan wewangian pada hati kita. Karena apabila kita lebih membuat wangi hati kita, maka yang terpancar adalah perbuatan baik yang dapat memberikan manfaat, dan aromanya bisa menyebar kemana-mana. Itulah sebabnya kita tertipu dan tidak maju-maju dalam dalam mengenal diri sendiri. Selanjutnya kita lebih mementingkan hidup dengan diri kita yang palsu. Susah payah mencari nafkah demi memberikan makan pada tubuh ini. Akan tetapi makanan bagi rohani terlupakan. Akhirnya kekurangan gizi dan kelaparan. Tapi kita sepertinya santai dan tenang-tenang saja. Seakan tak ada merasakan sedikit keberuntungan, saat mulai mau mendengarkan dan merenungkan pengajaran dari guru sejati didalam diri ini. Yang selama ini, karena begitu lembut dan halus bisikannya seakan tak terdengar. Ditambah lagi akibat kebisingan kehidupan dunia yang penuh ketegangan. Terkadang suara itu datang dan hilang tanpa bisa didengarkan. Syukurlah alunan suara ini tak berhenti untuk hadir memberikan pengajaran dan selalu mau mengingatkan langkah-langkah hidup sudah selesai? Seandainya ketika kita mau untuk sedikit merendahkan hati, banyak sekali guru-guru sejati disekitar yang telah, sedang dan siap memberikan pengajaran kepada kita. Sekali lagi kalau kita ada memiliki kerendahan hati untuk menjadikan siapa saja sebagai guru. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Cara Menemukan Guru Sejati yang mudah tanpa amalan puasa dan wirid, apakah mungkin? Insha Allah mungkin bisa Anda lakukan, dan praktekan sekarang juga. cara menemukan guru sejati tanpa amalan ini sudah dipraktekan Ki Bagus Wijaya. Dan hasilnya, dia bisa menemukan guru sejatinya, meski belum mencapai pada tahap kesempurnaan. Dan dalam artikel ini, kami akan beberkan beberapa pengalaman orang orang yang berhasil menemukan guru sejati, tanpa melakukan laku ritual yang berat. Adapun pengalaman cara menemukan guru sejati sudah terangkum dalam cerita pendek di bawah ini Penderitaan Hidup Seorang pengusaha besar di jakarta Salah satu murid Ki Bagus Wijaya sebut saja Norman. Dirinya juga sejak muda berkeinginan untuk bertemu dengan guru sejatinya. namun sangat susah padahal dia sudah menjalankan berbagai ilmu spiritual. Dan dia bertemu dengan guru sejatinya, saat dia menjadi kuli di sebuah pasar. Dan setelah pertemuan dengan guru sejati tersebut, dia menemukan jalan pencerahan, yang membawanya menjadi pengusaha besar sekarang ini. 2. Dari Kesedihan Hidup Saat itu, Sebut Saja AMIR, sedang jatuh dalam kesedihan yang luar biasa. Saat itu, usianya yang baru menginjak 21 tahun harus menelan kenyataan pahit. Dirinya kehilangan keluarganya, orang tua, serta adik dan kakaknya, dalam sebuah kecelakaan. Dan dalam kesedihan tersebut, Amir bertemu dengan guru sejati, yang membuatnya bangkit dalam kesedihan. Kini meski hidup dalam kenangan yang menyedihkan, Amir bisa mengontrol energinya, dan guru sejatinya membimbingnya untuk hidup lebh bahagia, dengan dipertemukan dengan istrinya saat ini, serta pekerjaan yang sangat istimewa untuknya. 3. Dengan cara bimbingan spiritual Banyak klien klien Ki Bagus Wijaya, yang merasa berhasil menemukan guru sejati, setelah mengikuti bimbingan Ki Bagus Wijaya. Dan dari sini, mereka semakin paham tujuan hidup mereka, dan lebih tahu dan memahami kebahagiaan hidup seperti apa yang mereka inginkan. Nah demikian tadi pembahasan kami mengenai Cara Menemukan Guru Sejati yang mudah tanpa amalan puasa dan wirid. Dan bagi Anda yang ingin menemukan guru sejati agar bisa hidup lebih baik dan bahagia, Anda bisa berkonsultasi dengan Ki Bagus Wijaya, silahkan hubungi nomor whatsapp 0816577880. Dalam aspek filosofi atau spiritual kebatinan dikenal adanya istilah Aku dan Guru Sejati. Aku adalah orang yang bersangkutan yang sedang mempelajari ilmu. Guru Sejati adalah pihak yang memberi ajaran. Istilah Aku dan Guru Sejati ada dalam semua jenis keilmuan, yang tradisional maupun yang modern, tetapi dalam halaman ini pengertiannya dimaksudkan pada aspek filosofi dari ilmu kebatinan dan spiritual. Di dalam semua jenis keilmuan, ada semacam penjurusan dalam pelajarannya, termasuk di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual. Yang pertama adalah aspek pengetahuan yang mengarah kepada aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu yang menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang. Yang kedua adalah ilmu-ilmu atau kekuatan dari keilmuan itu sendiri yang menjadi ukuran ketinggian ilmu seseorang. Pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu seringkali diabaikan oleh orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Orang lebih tertarik untuk segera dapat menguasai ilmu-ilmu tertentu yang dipandangnya berguna atau hebat dan kelihatan hasilnya. Sedangkan aspek filosofinya sendiri seringkali diabaikan, karena dianggap hanya formalitas saja dan dianggap hanya pelajaran moral budi pekerti saja yang tidak terkait langsung dengan keilmuannya. Kecenderungannya, orang tersebut akan suka pamer ilmu dan merasa hebat karena merasa berilmu. Padahal, pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu, selain dimaksudkan sebagai ajaran moral dan budi pekerti, tetapi juga merupakan bahan untuk memperdalam suatu keilmuan. Bila aspek filosofi ini ditekuni dengan sungguh-sungguh akan dapat membawa pencapaian keilmuan seseorang kepada tahapan yang tak terduga. Orang berilmu yang juga menekuni aspek filosofi dari keilmuannya, maka ilmunya bukan hanya tinggi, tetapi juga dalam. Aspek filosofi ini menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang dan keilmuan yang dalam dapat menenggelamkan / menangkal keilmuan yang tinggi. Dan seringkali terjadi bahwa orang yang ilmunya tinggi ternyata kalah / tenggelam oleh orang yang ilmunya dalam. Bahkan ilmu yang tinggi dapat dihapuskan / dipunahkan oleh orang yang ilmunya dalam. Orang yang menekuni ilmu kebatinan / spiritual melalui suatu keguruan biasanya akan diajarkan ilmu-ilmu yang sudah menjadi bagian dari program keilmuannya, ada paket kurikulumnya. Biasanya pada tahapan terakhir seseorang belajar ilmu, dia akan diajarkan ilmu-ilmu tertinggi dan ilmu-ilmu pamungkas perguruan itu. Tetapi biasanya masih ada ilmu lain yang tidak diajarkan kepadanya, yaitu ilmu kesepuhan, yaitu ilmu yang hanya akan diajarkan kepada seseorang yang dinilai secara watak dan kepribadian orang tersebut sudah cukup sepuh. Semua ilmu yang diterima oleh seorang murid, biasanya hanya terbatas pada materi keilmuan saja. Ilmu kesepuhan yang diterima seseorang biasanya selain berisi materi ilmu-ilmu tertentu, juga berisi ajaran filosofi tentang materi ilmunya, cara-cara meningkatkan kualitas ilmu, rahasia-rahasia ilmu dan rahasia-rahasia menangkal suatu ilmu, sampai cara-cara menyatukan ilmu seseorang dengan dirinya sehingga seseorang bukan hanya memiliki banyak koleksi ilmu, tetapi ilmu itu juga menyatu dengan dirinya, dan cara-cara memaksimalkan pengembangan penguasaan keilmuan ke tingkatan yang lebih tinggi dan sekaligus dalam, dan memaksimalkan kekuatan diri sendiri sampai membangun kekuatan yang tinggi dengan penyatuan diri dengan alam semesta pengertian alam semesta disini bukan hanya alam lingkungan manusia tinggal, atau bulan, bintang, matahari, dsb, tetapi juga kekuatan dari roh-roh lain dan kekuatan dari roh ke-Tuhan-an. Biasanya ilmu kesepuhan yang diajarkan seorang guru kepada muridnya adalah hasil pencapaian pribadi sang guru. Berbagai ilmu kesepuhan yang ada akan semakin berkurang pada generasi berikutnya, karena selain sedikitnya pribadi yang dianggap pantas menerima ilmu tersebut sehingga ada ilmu yang tidak diturunkan, biasanya seseorang murid juga sudah puas dengan apa yang sudah dimilikinya, sehingga tidak ada dorongan dari dirinya sendiri untuk memperdalam ilmu. Begitu juga dengan aspek filosofi dari keilmuan seseorang, hanya sedikit sekali yang mendalaminya. Pengertian Aku dan Guru Sejati dalam tulisan ini hanya dimaksudkan dalam bidang keilmuan kebatinan dan spiritual saja. Sebenarnya pengertian Aku dan Guru Sejati hadir dalam banyak bidang kehidupan dan segla aspek. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi sosok guru sejati ini merupakan pengejawantahan kegaiban seseorang yang menuntun seseorang mengerti dan menguasai keilmuannya dengan lebih mendalam dan menyeluruh dan akhirnya memunculkan juga kemampuan weruh sakdurunge winarah mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi, mengetahui masa depan, dan menajamkan indera keenam-nya yang terkait dengan keilmuannya. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, ditambah sukma-sukma dan pribadi-pribadi tertentu yang sudah mengayomi kita secara langsung maupun tidak langsung. Guru sejati ini yang akan menuntun kita dalam olah kebatinan dan spiritual, yang dapat menuntun kita mempelajari dan mengetahui hal-hal tertentu yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi. Guru sejati ini yang akan mendatangkan / mengajarkan berbagai macam pengetahuan kebatinan spiritual dalam bentuk ajaran langsung, wangsit / wahyu ataupun ilham. Dalam proses laku menekuni ilmu, Aku berperan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukan. Dalam semua laku pencarian pengetahuan, mempelajari kebenaran dan aspek pengetahuan di dalamnya, keberadaan sosok guru sejati akan sangat berguna untuk menuntun ke arah pengetahuan yang benar dan dalam tempo yang lebih singkat, dibandingkan bila harus melakukan pencarian sendiri. Sosok guru sejati ini bisa siapa saja, bisa seorang guru manusia, bisa khodam ilmu / pendamping, bisa roh-roh leluhur, bangsa jin, dewa, dsb. Bila kemudian aspek suatu pengetahuan sudah didapatkan, bila tidak ada lagi guru yang dapat menuntunnya, dia dapat melakukan pencarian sendiri ke dimensi pengetahuan yang lebih tinggi mengandalkan kemampuan batin dan sukmanya sedulur papatnya. Aspek Aku dan Guru Sejati ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri kadangkala bisa merasakan adanya ajaran-ajaran yang berupa ide-ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita. Mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran kita bisa menjadi suatu bentuk “ajaran” sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga adalah jawaban dari pencarian kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan dengan semata-mata mendasarkan pada kecerdasan otak mereka, tetapi terutama mendasarkan diri pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga itu adalah solusi dari permasalahan mereka. Karena itu mereka sangat menghargai ide-ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran orang lain walaupun berbeda dengan pemikiran dan pendapat mereka, dan semua perbedaan itu akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti, yang menginspirasi mereka untuk maju membangun. Kontras sekali dengan kehidupan kita disini yang sangat mengagungkan ego dan ke-Aku-an, yang tidak menghargai perbedaan pendapat, malah cenderung mendikte, mengeliminasi / menindas adanya perbedaan pandang, sehingga hidup kita penuh dengan dogma dan doktrin, yang menyebabkan kehidupan kita sulit sekali untuk maju dan peradaban kita sulit sekali untuk menjadi modern. Kehidupan peradaban modern tidak semata-mata diisi dengan pembangunan fisik, peralatan modern atau kekayaan materi, tetapi terutama adalah sikap hidup masyarakatnya yang modern, yang selalu berpikir dan bersikap positif dalam segala hal, yang bersifat membangun, bukan destruktif dan menindas. Contoh Aku dan Guru Sejati yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita tentang suatu mahluk hidup yang disebut kuman, yang sering disebut sebagai penyebab suatu sakit / penyakit, yang sedemikian kecilnya ukuran tubuhnya sehingga tidak dapat diinderai dengan mata kita, hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Bagi kita yang belum pernah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa percaya. Walaupun tidak bisa membuktikan sendiri kebenarannya, tetapi kita percaya, karena kita banyak menerima cerita kedokteran, juga karena ada bukti-bukti berupa foto-foto gambarnya. Manusia di bidang kedokteran / kesehatan atau petugas laboratorium biologi / mikrobiologi dapat menuntun dan mengajar kita, menjadi guru sejati kita, bila kita ingin melihatnya sendiri dan membuktikan kebenarannya berikut aspek pengetahuan di dalamnya. Begitu juga dengan keberadaan mahluk halus di sekitar kita, yang tidak dapat diinderai dengan mata kita. Bila secara rasa batin kita dapat merasakan keberadaannya, kita dapat memperjelas dengan cara penglihatan gaib, atau dengan cara kebatinan / spiritual yang lain. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib akan sangat berguna untuk melihat sendiri kebenaran keberadaannya. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib juga akan sangat berguna untuk mendapatkan sosok-sosok gaib yang dapat menuntun kita mengetahui hal-hal gaib yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan gaib yang sifatnya berdimensi tinggi. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, terutama ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat mengajar dan membimbing kita. Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar mereka juga ikut belajar, tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui secara fisik dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita berupa ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi ataupun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan interaksi / pemberitahuan dari mereka itu, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita dan tidak akan menemukan jalan buntu di dalam suatu permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan. Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan. Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan / mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan tidak mengetahui siapa sajakah para pribadi yang sudah menjadi guru sejatinya. Itulah sebabnya, seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu, dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan orang ilmu. Sesuatu objek yang sudah kita ketahui keberadaannya, kemudian kita pelajari sisi pengetahuan spiritualnya, aspek asal-usul keberadaannya, sifat-sifatnya, tujuan keberadaannya, apa saja perbuatannya, dsb. Secara pribadi pengetahuan itu akan menjadi pengetahuan yang bersifat kebatinan / spiritual, walaupun yang kita pelajari adalah bidang teknis modern. Seseorang yang mempelajari dunia spiritual, atau bahkan yang digelari master spiritual sekalipun, tidak berarti ia mengetahui segala-galanya. Tentang aspek pengetahuan apa saja yang diketahuinya dan akan menjadi sejauh mana pengembangan spiritualitasnya akan tergantung pada interest masing-masing. Dan sosok guru sejati yang bersamanya akan mengajarkan segala sesuatu sesuai bidang pengetahuannya masing-masing. Seseorang yang sudah mendapatkan pencerahan’ tentang sesuatu, apapun itu, sudah seharusnya ia berusaha mengenali siapa sajakah yang telah menjadikannya kaweruh, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Siapa tahu mereka yang telah berkenan kepadanya itu ada juga para leluhurnya yang telah menerima wahyu kesepuhan, yang kemudian jika mereka berkenan membuka diri lebih lanjut, mungkin segala sesuatu “ilmu” akan diturunkan kepadanya, walaupun yang sedang dipelajarinya itu adalah pengetahuan teknis modern futuristik masa depan. Mungkin juga kemudian para Dewa-pun akan berkenan menurunkan wahyu keilmuan / spiritual kepadanya. Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pencarian dan pertanyaan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti. Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang Pancer dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu keilmuan / spiritual / kesepuhan dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam memahami dan mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern masa depan. Biasanya sedulur papat akan aktif tersugesti oleh laku pancernya, yaitu akan aktif mengikuti apa saja yang dijalani oleh pancernya orangnya, baik dalam laku kebatinan dan spiritual maupun dalam aktivitas kehidupan modern, apalagi yang bersifat pengetahuan tingkat tinggi dan berdimensi tinggi. Dalam kondisi itu aktifnya sedulur papatnya adalah karena tersugesti oleh laku pancernya, sedulur papatnya akan aktif mencarikan inspirasi dan pengetahuan berdimensi tinggi dan memberitahukannya kepada pancernya, sehingga pancernya juga menjadi tahu. Dalam kondisi yang seperti ini pancernya sudah bisa menjadikan sedulur papatnya itu sebagai Guru Sejati-nya yang mengajarkan segala sesuatu pengetahuan kepadanya, yang memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk ditindaklanjuti. Dalam proses belajar, banyak pihak yang bisa menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata-nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri. Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun tidak kita sadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari para roh sedulur papat. Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk roh. Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia. Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan penghayatan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan sukma yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papat, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan yang penting. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya. Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai Guru Sejati dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri. Dalam pencapaian kebatinan dan spiritual yang tinggi orang akan mencari kekuatan tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga kemudian mereka akan menemukan konsep tentang Tuhan, yang kemudian “Tuhan” itu ditindaklanjuti dalam pencarian kebatinan spiritual mereka dan kekuatan Tuhan itu Roh Agung Alam Semesta akan mengisi juga kekuatan mereka. Karena itulah pada tingkat kebatinan spiritual yang tinggi orang akan bertekun dalam kebatinan spiritual ketuhanan dan menyelaraskan sikap batin dan cara hidup mereka dengan sifat-sifat Tuhan yang mereka kenal, bukan menyelaraskan diri dengan kekuatan alam dan duniawi lagi. Pada tingkatan ini diyakini bahwa yang menjadi Guru Sejati mereka adalah Tuhan Roh Agung Alam Semesta dan sedulur papat mereka, yang diyakini sudah menginspirasi mereka dan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka, sehingga kemudian orang akan sampai pada konsep-konsep hubungan manusia dan Tuhan seperti konsep Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, dsb.. Penekanan terhadap Aku, menjadikan seseorang mudah puas diri dan sombong atas apa yang telah berhasil diraihnya. Semua yang telah dicapainya dan yang dimilikinya dianggapnya sebagai hasil usahanya sendiri, hasil prestasinya sendiri, sering melupakan siapa saja yang telah berjasa atas apa yang telah diraihnya. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mengejar kepuasan diri dan ke-Aku-annya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mengenal dirinya, dan mengetahui sejauh mana pengembangan yang akan bisa dilakukannya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang lebih mampu menerima ide-ide / ilham / wangsit untuk pengembangan diri dan kepribadiannya. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang mau belajar dan menerima ajaran dari siapa saja yang berguna untuk pengembangan diri dan kepribadiannya, dan tidak akan merendahkan seseorang ataupun suatu ajaran. Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan seseorang berusaha mengenali siapa sajakah yang telah memberinya ajaran, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Guru bisa dicari kemana saja, jika diperlukan, dari satu guru ke guru lain yang lebih tinggi. Hasil pencapaian seseorang tergantung pada usahanya sendiri dan pribadi guru yang menjadi pembimbingnya. Pencarian spiritual yang tinggi akan membawa seseorang kepada suatu tahapan yang tak terduga. Masing-masing guru akan memberikan pencerahan’ kepada yang diajarnya. Ketekunan kepada Guru Sejati akan mengantarkan seseorang kepada tingkat Tercerahkan. Wassalam… Ilmu Guru Sejati, seperti pada namanya yang mengacu sejatining diri atau diri yang paling dalam, buat Anda yang pernah berguru ilmu kebatinan pasti tidak akan asing lagi dengan amalan guru sejati. Biasanya, bila orang yang terus belajar ilmu batin lama kelamaan pasti akan menemukan guru sejati yang dipelajari secara langsung atau memang tanpa sengaja di kebanyakan dari mereka yang gemar sekali belajar ilmu olah kebatinan, biasanya akan mengamalkan sebuah amalan atau Ajian khusus yang berfungsi untuk mebghadirkan guru sejatinya. Bila amalan biasanya akan di amalkan secara terus-menerus sampai batas waktu yang tidak di tentukan, tapi hasilnya pasti karena tinggal menunggu waktunya yang tepat untuk seorang guru hadir juga sebabnya, kadang ada beberapa tokoh ahli hikmah mengamalkan sebuah doa yang dibaca terus secara istiqomah hingga bertahun-tahun lamanya, setiap bertambah lama ia amalkan maka ilmunya juga akan semakin juga yang mengunakan Ajian, baik itu Kejawen ataupun ilmu daerah pribumi, terkadang saat membutuhkan sesuatu saja barulah mengundang guru sejati yang tak kasat mata untuk minta petunjuk atau sekadar meminta saran dan nasehat. Tapi pada umumnya, tujuan dari pengamalanya tetaplah sama yang membedakan hanya tata caranya kekuatanya, itu tinggal kembali pada diri mereka sendiri, bila terus mengolah batinya bisa bertambah kuat tapi kalau orangnya malas-malasan ya tetap saja kemampuanya hanya segitu dan tidak bertambah Itu Sosok Guru SejatiDalam pengartiannya seperti itu saja, Anda berguru pada seseorang nah sama saja tujuanya berguru. Tapi, untuk guru sejati ini memang hadir dan selalu membantu Anda dalam segala hal, membimbing setiap perjalan buruknya pelajaran yang Anda terima nantinya, akan kembali pada amalan yang Anda pelajari. Ada yang berpendapat bahwa guru sejati adalah sosok khodam dari bangsa Jin yang memberi pelajaran kepada orang yang adapula yang berpendapat bahwa guru sejati ini adalah sosok Qorin dari dalam diri kita sendiri. Tapi sangat banyak yang berpendapat bahwa guru sejati itu adalah sosok sedulur Papat Lima Pancer, dan termasuk saya juga berpendapat bahwa sosok guru sejati itu adalah dulur batin diri kita guru sejati inilah yang nantinya apabila seseorang itu berhasil menyatu padanya, barulah bisa belajar secara sendiri yang di bimbing langsung oleh sejatinya guru dalam dirinya. Untuk penyampaian pelajaran ada bermacam-macam caranya, ada yang lewat mimpi dan ada pula yang memang sudah bisa langsung menemui layaknya bertanya kepada seseorang rogo sukmo dan ada juga yang hanya menerima pelajaran hanya lewat wangsit yang ia dengar tapi wangsit biasanya hanya 1 kali saja disampaikan.Cara Mendapatkan Guru SejatiUntuk bisa belajar langsung dari guru sejati, Anda harus menguasai sebuah ilmu khusus untuk mengundang atau menghadirkanya. Tidak mudah untuk mendapatkan guru sejati dalam diri ini, karena memang semuanya harus melewati tahapan-tahapan begitu Anda kuasai langsung bisa saja menemui dan belajar dari guru Anda harus benar-benar mempelajari semua tahapan keilmuan sebelum bisa belajar dari guru yang memang tidak bisa di lihat secara mata tahapan itu berupa Anda belajar ilmu kebatinan dari seorang guru biasa, lalu masuk ke tahap dasar yang ringan, bertahap akan meningkat dan terus sampai Anda mentas. Setelah di rasa mentas dalam keilmuan yang di ajarkan guru tadi, barulah biasanya sang guru biasa akan memberikan amalan khusus supaya Anda bisa belajar langsung dari guru Anda tetap ingin langsung belajar dari guru sejati tanpa guru asli manusia tetap saja bisa, tapi kapan bisa menyatunya itu sulit di tentukan. Yang bisa Anda lakukan hanya sebatas mengamalkan rapalannya saja, sampai diri Anda bisa menyatu dengan guru Doa Untuk Mengundang Guru SejatiBerikut ini hanya sebatas rapalan untuk mengundang guru sejati, untuk bisa menemuinya nanti tinggal diri Anda sendiri saja yang mengamalkanya. Untuk tahapan awalnya, terlebih dahulu silahkan hafalkan rapalanya di bawah inimBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMSang guru putihnu, herangnu lenggang mugo katona sang rupa maya putih, kun Dzat, kun aja anggalingiin Dzat sukma atapa sajroning wewayangan rasa sukma anggemban wewayangan sira metuwo ingsun arep weruh sejatining bisa mengunakan rapalan diatas, siapkanlah terlebih dahulu beberapa bahanyaKembang 7 macam air dalam gelas masing-masingAir Air Putri bahan disiapkan, selanjutnya lakukan puasa mutih di weton kelahiran Anda selama 24 berpuasa, tepat jam 12 malam setelah Anda berbuka bakarlah kemenyan terlebih dahulu dan bacakan rapalan diatas 1 kali. Tujuanya, untuk membuka jalur dan menghrapkan datangnya guru sejati dalam diri Anda. Setelah selesai, Anda tidak langsung berhasil begitu saja tetapi tetaplah bersabar dan lanjutkan tidur, keesokan harinya syarat tadi boleh di buang atay hanyutkan ke bacaan diatas tadi, sebaiknya Anda salin ke kertas dan simpan karena itu hanya di amalkan 1 kali. Tujuan menyimpan rapalanya bila suatu saat ilmu ini akan diajarkan pada orang lain atau anak cucu Anda nantinya. Selanjutnya, setiap malam jum'at kliwon tepatnya selesai sholat Isya Anda bacakan rapalan dibawah iniBur cahaya rupa, cahya rupa sapalingihaning cahaya bur Dzat sang kaleter putih. Dzat sa Dzat les rupa cahaya sang ngindel putih mulya kang langgeng cahya sampurna iya ingsun sejatining tajalullah kang luwih sampurna sah Dzat Sah sifate sadenge salinggih e saosiki hu wa iya welada anak e tan ana ndeleng sirik dewek hahak langak ya aki kasumaran. Bissmilahirrahmanirrohim bur cahya rupa cahya sapalungguhing cahya sang pelatuk putih bur Dzat lar, Dzat les hu Allah. Bur tan ana putih, Dzat sucine lagi ana ing suci bur putih nu gumeter putih bala putih ider putih les putih sukma mulya cahya putih alingana ingsun, ya ingsun reksanen kang abecik, sira angreksa ingsun. Sukma mulya cengebg alungana ingsun, rereksanira den abecik sira ngereksa ingsun makdum sarpin alingana ingsun, ingsun rereksanira den abecik sira angreksa rapalan diatas khususnya malam jum'at kliwon dan jangan pernah berhenti, karena bila Anda berhenti bisa dikatakan itu sudah tidak merumati guru sejati. Dan juga jangan lupa bila ketemu hari kelahiran Anda weton puasalah 1 yang harus Anda ketahui dalam pengamalan guru sejati diatas, Anda hanya bisa mengamalkan saja untuk kapan waktunya bisa bertemu itu tergantung pada diri Anda sendiri. Ada orang yang cepat dan ada juga yang lambat, kuncinya amalkan saja selagi Anda merasa bahwa ilmu guru sejati ini memang Anda butuhkan dalam kehidupan Anda. Seorang biksu Buddha yang telah ditahbiskan dan masuk ke biara untuk mencari makna hidup, memutuskan untuk kembali ke lingkungan masyarakat modern dan berlatih Falun Dafa setelah membaca buku Zhuan Falun. Berikut adalah kisah Park Dongseok, berusia 48 tahun, yang tinggal di Pulau Jeju, Korea kehidupan biara, Park Dongseok memulai hidup baru di Pulau Jeju yang indah. Menghadapi lingkungan masyarakat modern yang kompleks, Park Dongseok berusaha membuang konsep manusia, berkultivasi dengan Biksu Buddha di Usia 29 TahunPada tahun 2001, Park Dongseok, lulusan Universitas Pendidikan Nasional Korea, sedang bekerja sebagai dosen di sebuah sekolah di Kota Anyang, Provinsi Gyeonggi-do, ketika seorang teman kuliahnya menyerahkan sebuah buku kitab suci Buddha. Serangkaian pertanyaan di balik makna hidup pun muncul, “Siapakah saya? Apa asal usul kehidupan? Ke mana saya akan pergi ketika meninggal? Bisakah kultivasi memungkinkan seseorang untuk melampaui hidup dan mati?”Kekosongan yang tumbuh dalam diri Park Dongseok mulai mengganggu pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Setelah menyadari bahwa dunia fana tidak memiliki jawaban atas pertanyaannya, dia memutuskan untuk menjadi seorang biksu. Dengan asumsi dia mencoba melarikan diri dari kenyataan pahit, rekan kerjanya mencoba membujuknya. Sebaliknya, keluarga Park Dongseok dengan tenang menerima keputusannya, yakin bahwa itu didorong oleh takdir pertemuan dengan Buddha, bukan oleh rasa ingin tahu awalnya, Park Dongseok merasa sulit menyesuaikan diri dengan gaya hidup monastik barunya. Setelah ibadah pagi, para biksu akan sarapan sebelum mempelajari kitab suci Buddha, meninjau kembali apa yang mereka pelajari di pagi hari setiap sore. Mereka juga harus membantu berbagai pekerjaan rumah, seperti bercocok tanam, memotong kayu bakar, menyalakan api, dan membuat kimchi. Bagi Park Dongseok, keharusan untuk bangun jam 4 pagi setiap hari adalah siksaan yang paling tiga tahun, kehidupan monastik mulai mengubah nilai moral Park Dongseok dan cara dia memperlakukan orang lain. Namun setelah beradaptasi dengan gaya hidup barunya, keinginan Park Dongseok untuk menemukan jalan sejati menjadi semakin kuat. Tidak lagi puas dengan tingkat kultivasinya saat itu, dia mulai mencari seorang guru yang dapat membimbingnya untuk berkultivasi ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun berbicara dengan banyak biksu senior, Park Dongseok tetap tidak yakin bahwa salah satu dari mereka adalah guru yang dia yang Mengubah HidupPada tahun 2006, saat mengunjungi Kuil Donghwasa di Daegu untuk berkultivasi, dia sedang memasukkan barang bawaan ke dalam van ketika dia melihat brosur Falun Dafa berjudul “Jalan Sejati Menuju Kesehatan” tertempel di kaca depan van. Park Dongseok membuka pamflet dan membaca, “Dengan karakteristik alam semesta, Sejati-Baik-Sabar, sebagai landasan, aliran Buddha tingkat tinggi yang berkultivasi berdasarkan prinsip alam semesta.” Menarik minat Park membeli buku-buku Falun Dafa seperti Falun Gong dan Zhuan Falun dan mulai membacanya sendiri. Dia mulai mempelajari gerakan latihan dengan meniru foto-foto di buku Falun Gong. Satu bulan kemudian, dia berulang kali menonton video latihan di internet. Dengan cara ini, Park Dongseok berhasil menguasai gerakan pertama Zhuan Falun membuat Park Dongseok takjub dan tersentak, “Intuisi saya mengatakan kepada saya, meskipun isi Zhuan Falun disajikan dalam bentuk latihan qigong, itu adalah buku yang tidak biasa. Isi setiap halaman sangat berharga, saya merasa enggan untuk membalik halaman. Setelah membaca keseluruhan buku, saya yakin Guru Li Hongzhi adalah Guru yang saya cari selama ini. Penjelasan mikrokosmos, makrokosmos, sejarah Bumi, dan struktur alam semesta saja telah mengangkat pandangan saya tentang dunia dan alam semesta ke tingkat yang baru.”“Zhuan Falun mencakup banyak prinsip kultivasi tingkat tinggi yang belum pernah diungkapkan sebelumnya seperti perbedaan antara ajaran Buddha asli dan ajaran Buddha Mahayana belakangan. Perbedaan pendekatan antara menyelamatkan diri sendiri dalam agama Buddha, versus keselamatan melalui juru selamat dalam agama Kristen. Pertanyaan yang saya temui saat membaca deskripsi alam semesta dalam Avatamsaka Sutra dijawab secara lengkap dan menyeluruh dalam buku ini. Saya hampir tidak percaya guru seperti itu ada di zaman kita.”Kembali Berkultivasi di Tengah MasyarakatPraktisi Falun Dafa mempelajari Zhuan Falun untuk mengultivasi pikiran mereka sambil berlatih lima perangkat latihan untuk memurnikan tubuh mereka. Setelah berkultivasi Falun Dafa, Park Dongseok memperoleh kedamaian batin dan wawasan tentang mekanisme dunia di sekitarnya. Sirkulasi darah yang buruk membuat tangan dan kakinya terasa dingin saat disentuh sepanjang tahun. Setelah berkultivasi, anggota tubuhnya menjadi hangat dan tubuhnya penuh waktu, Park Dongseok merasa semakin sulit untuk tetap berada di kuil sementara hatinya terpaku pada kultivasi Falun Dafa. Dua belas tahun setelah dia pertama kali ditahbiskan, dia kembali ke tengah masyarakat dan mengabdikan dirinya untuk berkultivasi Falun berkata, “Kembali ke tengah masyarakat lebih sulit daripada transisi saya menjadi biksu. Setelah dua belas tahun, saya telah sepenuhnya beradaptasi dengan kehidupan seorang biarawan. Saya harus khawatir tentang mencari nafkah di masyarakat, dan apa pendapat keluarga saya tentang keputusan saya. Tanpa diduga, keluarga saya menerima keputusan saya tanpa keributan. Saya menyadari bahwa saya terlalu terikat pada pendapat orang lain.”Pada awalnya, Park Dongseok sulit beradaptasi dengan kehidupan di masyarakat. Biarawan biasanya menjaga lingkungan yang damai, memungkinkan seseorang untuk mempertahankan keadaan pikiran yang tenang. Sebaliknya, masyarakat modern penuh dengan kerumitan dan godaan di setiap sudut. Park Dongseok menemukan pentingnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh konsep manusia dan mempertahankan keinginan untuk berkultivasi dengan gigih berkata, “Dibandingkan dengan kuil atau biara, Falun Dafa mengajarkan bahwa keluarga atau tempat kerja seseorang adalah lingkungan terbaik untuk mengembangkan karakteristik moral seseorang. Saat mereka menangani masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, para praktisi melenyapkan keterikatan manusia mereka, berkultivasi lebih cepat dan sebagai hasilnya mencapai tingkat kultivasi yang lebih tinggi.”“Setelah berlatih Falun Dafa, cara hidup dan pemikiran saya menjadi sangat sederhana. Setelah menemukan arti hidup yang sebenarnya, saya optimis dan penuh rasa syukur. Setelah menemukan apa yang saya cari, pencarian saya untuk kultivasi tingkat tinggi telah berakhir.”Setelah kembali ke lingkungan masyarakat, Park Dongseok memilih tinggal di Pulau Jeju dan bekerja sebagai manajer hotel. Selama waktu luangnya, dia belajar Fa, berlatih, dan memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa dan bagaimana Falun Dafa dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok PKT.Dia berkata, “Falun Dafa adalah latihan yang luar biasa. Latihan ini telah membawa manfaat bagi banyak orang dan mengajar orang lain bagaimana menjadi lurus secara moral. Namun, masih tetap berada di bawah penganiayaan oleh PKT di Tiongkok. Tertipu oleh propaganda fitnah yang dibuat oleh pemerintah, orang Tionghoa diajari untuk membenci Falun Dafa. Ketika saya bertemu turis Tiongkok, saya menjelaskan bagaimana PKT telah menipu mereka semua, memberi tahu mereka kebaikan Falun Dafa, dan menunjukkan kepada mereka sejumlah besar praktisi yang kita miliki di seluruh dunia.”Akhirnya dia berkata, “Walaupun Falun Dafa ada di hadapan kita, masih banyak yang tidak tahu menahu. Saya harap orang-orang yang membaca artikel ini dapat melepaskan konsep dan prasangka pribadi mereka, dan membaca Zhuan Falun secara objektif. Mungkin, seperti saya, Anda akan menemukan bahwa latihan kultivasi tingkat tinggi ini memiliki jawaban yang selama ini Anda cari. Saya berharap lebih banyak orang akan menyadari takdir pertemuan mereka dengan Falun Dafa dan menemukan tujuan hidup mereka yang sebenarnya.” Seluruh artikel, grafik, dan konten yang dipublikasikan dilindungi oleh Hak Cipta. Minghui secara berkala akan menerbitkan kumpulan konten daringnya.

cara menemukan guru sejati dalam diri